FADHILAH MALAM NISFU SYA’BAN DAN HUKUM MENGHIDUPKAN MALAMNYA BERJAMA’AH (PERSPEKTIF IBNU TAIMIYAH)


FADHILAH MALAM NISFU SYA’BAN DAN HUKUM MENGHIDUPKAN MALAMNYA BERJAMA’AH (PERSPEKTIF IBNU TAIMIYAH)

Muhammad Salim Kholili

Memasuki bulan sya’ban biasanya jagat medsos akan diramaikan oleh beberapa kalangan dengan postingan seputar kebid’ahan malam nisfu sya’ban dan seterusnya.

Untuk sedikit membuka cakrawala pengetahuan mari melihat sekilas pandangan Ibnu Taimiyah mengenai malam nisfu sya’ban, namun sebelumnya berikut saya nukilkan satu diantara beberapa hadist yang menyebutkan fadhilah malam nisfu sya’ban:

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ : ” إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلَّا لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ “.

Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar memperhatikan (hambanya) di malam Nisfu Sya’ban dan Ia memberi ampunan bagi semua makhluknya kecuali orang musyrik dan orang yang sedang bertikai”

Hadist di atas dikomentari oleh Syaikh Al Albani dalam “Silsilah Ahadist Shohihah” nomor hadist 1144 sebagai berikut:

حديث صحيح روى عن جماعة من الصحابة من طرق مختلفة يشد بعضها بعضًا وهم: معاذ بن جبل، وأبو ثعلبة الخشني، وعبد الله بن عمرو، وأبوموسى الأشعري، وأبوهريرة وأبو بكر الصديق وعوف بن مالك، وعائشة…. وجملة القول أن الحديث بمجموع هذه الطرق صحيح بلا ريب.

“Hadist shohih diriwayatkan dari sejumlah sahabat dari beragam riwayat yang saling menguatkan diantaranya oleh Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah, Abdullah bin Amr, Abu Musa Al Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar, Auf bin Malik dan Aisyah Radhiyallahu Anhum Ajmain…. (Kemudian beliau menutup penjelasannya) kesimpulannya bahwa Hadist ini dengan semua riwayat ini (derajatnya) shohih tanpa keraguan”

Lalu bagaimana pandangan Ibnu Taimiyah mengenai fadhilah malam nisfu sya’ban dan hukum menghidupkan malamnya bersama ?

Beliau berkata dalam “Majmu Fatawa” juz 23 halaman 132:

وأما ليلة النصف فقد روي في فضلها أحاديث وآثار ونقل عن طائفة من السلف أنهم كانوا يصلون فيها فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجة فلا ينكر مثل هذا . وأما الصلاة فيها جماعة فهذا مبني على قاعدة عامة في الاجتماع على الطاعات والعبادات….فهذا لا بأس به إذا لم يتخذ عادة راتبة . (مجموع الفتاوى ج٢٣ ص١٣٢)

“Adapun malam nisfu (sya’ban) telah diriwayatkan beberapa hadist dan atsar tentang keutamaannya, serta telah diriwayatkan pula dari sebagian salaf bahwa mereka (mengkhususkan) shalat di malam itu maka sholatnya seseorang di malam itu dengan bersendiri sesungguhnya telah didahului oleh golongan salaf dan mereka punya landasan sehingga tidak perlu diingkari yang demikian itu, adapun sholat pada malam itu dengan berjamaah maka ini dilandaskan pada kaidah umum untuk berkumpul dalam ketaatan dan ibadah… (sampai pada kesimpulan beliau) maka hal ini tidak mengapa selama tidak dijadikan rutinitas”

Wallahua’lam.

Leave a comment