Mujassimah juga berdalil dengan Al Quran dan As Sunnah


Mujassimah juga berdalil dengan Al Quran dan As Sunnah

1. Mereka meyakini bahwa Tuhan mereka berbentuk manusia (lelaki). Dalilnya hadis, “Allah menciptakan Adam dengan bentuk Ar Rahman” maksudnya bentuk Allah. Jadi, Allah berbentuk manusia menurut mereka. Dalil lain hadis, “Saya melihat tuhanku dalam rupa seorang pemuda tampan.”

2. Mereka meyakini bahwa Tuhan mereka duduk bersemayam di atas singgasana (Arasy). Dalilnya ayat, “Allah beristiwa di atas Arasy” arti beristiwa menurut mereka adalah duduk, menetap dan bersemayam tanpa bersentuhan dengan Arasy (melayang-layang?).

3. Mereka meyakini bahwa singgasana Tuhan mereka dipikul oleh 4 makhluk berwajah singa, elang, lembu, pemuda. Dalilnya riwayat, “Saya melihat tuhanku di atas kursi di atas karpen hijau dipikul oleh empat makhluk berwajah singa, elang, lembu dan pemuda”. Di bawah singgasana ada langit, bumi dan seisinya. Dalilnya hadis Au’al (delapan ekor kambing di atas langit) yang isinya secara ringkas: “Di atas bumi ada awan. Di atas awan ada langit. Di atas langit ada lautan. Di atas lautan ada delapan ekor kambing. Di atas kambing ada Arasy (singgasana tuhan). Di atas Arasy ada Allah.” Jadi, posisi Allah berada di urutan teratas di antara deretan makhlukNya secara inderawi (hissi).

4. Mereka meyakini bahwa Tuhan mereka tersusun atas organ-organ tubuh: dua tangan, dua mata, satu kaki, satu betis, jari-jari dan wajah. Dalilnya ayat, “Kedua tanganNya terbentang”, ayat “Kapal itu berlayar dengan mata-mata Kami”, hadis “Allah meletakkan kakiNya di neraka”, ayat “Pada hari kiamat disingkap betis”, hadis “Hati manusia berada di antara jari-jari Allah”, ayat “Semua yang di atas bumi hancur kecuali wajah Allah”. Mereka berkata: semua itu tidak boleh ditakwil.

5. Mereka meyakini bahwa Tuhan mereka turun ke langit pertama (langit ke-1 dari 7 langit) setiap malam dan naik lagi ke atas sebelum Subuh. Dalilnya hadis, “Tuhan kita turun ke langit pertama setiap malam.” Kata mereka: tidak boleh ditakwil dengan “turun rahmatNya”.

Lalu semua itu ditutup dengan ungkapan, “Tapi Allah tidak sama dengan makhluk”. Fokus pada kata “sama”. Yang ditolak hanya kesamaan (total), bukan keserupaan (sebagian).

Pertanyaan

1. Bukahkah Ahlussunnah juga berdalil dengan Al Quran dan As Sunnah?

Jawabnya: ya, tentu saja.

2. Lalu apa perbedaannya?

Jawabnya: perbedaannya terletak pada pemahaman terhadap ayat-ayat Al Quran dan hadis-hadis yang dijadikan dalil. Meskipun ayat dan hadisnya boleh jadi sama, tapi pemahamannya berbeda.

Semoga Allah mejauhkan kita semua dari akidah sesat. Amin.

Leave a comment