WAKAF QUR’AN DI HARAMAIN


WAKAF QUR’AN DI HARAMAIN

Entah mulai kapan para Tour Leader, Pembimbing Umroh atau Muthowwif Saudi mulai gencar mengadakan wakaf Al-Quran untuk diletakkan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Seingat saya sebelum pandemi tidak ada waqaf Al-Quran atau kalau ada, tidak segencar pasca pandemi sekarang ini. Saya termasuk TL yang “mukhadrom” (umroh terakhir sebelum Saudi Lockdown dan umroh pasca pandemi). Jadi kurang lebih sedikit banyak tahu tentang masalah ini. Umrah September 2023 kemarin, Muthowwif kami juga menawarkan ke Wakaf Umrah ke saya dulu selaku TL, langsung saya tolak.

Ada jamaah yang tanya via WA tentang hal ini. Saya jawab, “Wakaf Al-Quran akan lebih besar tingkat kemanfaatannya kalau wakafnya di daerah-daerah plosok yang masih kesulitan menemukan atau membeli Al-Quran.” Apa ada di Indonesia daerah semacam itu? Buanyaaaak. Apalagi luar jawa. Bayangkan kalau punya uang 1 juta saja, lalu dibelikan mushaf Al-Quran dan disumbangkan ke pedalaman komunitas muslim di negeri ini, berapa banyak orang yang merasakan kemanfaatannya?

Kita ini tanpa wakaf Al-Quran di dua masjid paling mulia (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi), kedua masjid itu tidak akan kekurangan mushaf Al-Quran karena Kerajaan Saudi pasti mensuplai dan mencukupi segala kebutuhan keduanya.

Kasihan masyarakat kita tidak dididik bagaimana seharusnya mentasarufkan uang untuk hal-hal yang prioritas, tapi justru dididik bagaimana bisa cerita dan berbangga-bangga jika wakaf dan sedekahnya sudah mencapai level Internasional.

Apa gak sekalian saja TL, Pembimbing Umroh, Muthowwif itu bikin kotak amal untuk tambahan renovasi Masjidil Haram yang tidak pernah berhenti dan selesai-selesai? Atau pasang toa di jalanan lalu cetak banner “Amal Jariyah untuk Renovasi Masjidil Haram”?

PR kita di Indonesia ini masih banyak lalu mengapa mengerjakan PR orang lain? Bahkan yang bukan PR siapapun juga kita kerjakan seoalah-olah kita kurang kerjaan. Apa memang kita kurang kerjaan lalu cari-cari kerjaan yang semestinya tidak perlu dikerjakan oleh siapapun meskipun orang itu tidak punya kerjaan? Halah! Mbulet! Wes sembarang! Sak karepmu, sak karepku. 😆

Leave a comment