ALLAH MENTAKWIL ALLAH SAKIT DISAKITI


ALLAH MENTAKWIL

Makna أذى (sakit, mudarat) dalam kamus-kamus bahasa arab adalah ضرر (sakit, mudarat) dan makna ضرر adalah أذى.

Begitu juga تأذَّى (merasa sakit, ditimpa mudarat) adalah sama dengan تضرَّر.

Mengatakan Allah boleh kena أذى tapi tidak ضرر seperti yang didakwa UK adalah seperti mengatakan Allah boleh penat tapi tak boleh lelah. “Cerdik” tak mereka ini?

Kerana berpegang pada isbat yang melampau yang tiada kaitan dengan jalan Salaf, ilmu bahasa mereka langgar, hukum aqal mereka langgar dan yang paling teruk adalah mereka tiada rasa malu atau taqwa untuk mengucapkan kata-kata seperti dalam screenshot ini dengan menisbahkan kelemahan kepada Allah.

Kalau mereka cerdik mereka akan ambil pengajaran daripada ketinggian bahasa Hadis Qudsi ini dimana Allah sendiri mentakwilkan kekurangan (Sakit) yang Dia nisbahkan pada Diri Dia.

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: إنَّ اللهَ – عَزَّ وَجَلَّ – يَقُولُ يَومَ القِيَامَةِ : يَا ابْنَ آدَمَ ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أعُودُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ ؟! قَالَ : أمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلاَناً مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ عُدْتَهُ لَوَجَدْتَني عِنْدَهُ ! يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَطْعَمْتُكَ فَلَمْ تُطْعِمنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أطْعِمُكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمِينَ ؟! قَالَ : أمَا عَلِمْتَ أنَّهُ اسْتَطْعَمَكَ عَبْدِي فُلانٌ فَلَمْ تُطْعِمْهُ ! أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لَوْ أطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ! يَا ابْنَ آدَمَ ، اسْتَسْقَيْتُكَ فَلَمْ تَسْقِنِي ! قَالَ : يَا رَبِّ ، كَيْفَ أسْقِيكَ وَأنْتَ رَبُّ العَالَمينَ ؟! قَالَ : اسْتَسْقَاكَ عَبْدِي فُلاَنٌ فَلَمْ تَسْقِهِ ! أمَا أنَّكَ لَوْ سَقَيْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِي ! . رواه مسلم

Dari Abu Hurairah r.a ia berkata, “Rasulullah s.a.w bersabda, “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman pada hari kiamat, ‘Wahai Anak Adam! Aku sakit, namun engkau tak menjengukKu!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku menjengukMu, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hambaKu, si fulan, menderita sakit, namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, engkau akan mendapatiKu di sisinya?’ ‘Wahai Anak Adam! Aku telah meminta makan kepadamu, namun engkau tak memberiKu makan!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku memberiMu makan, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa hambaKu, si fulan, telah meminta makan kepadamu, tapi engkau tidak memberinya makan? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisiKu?’ ‘Wahai Anak Adam! Aku telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberiKu minum!’ (Anak Adam) berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku memberiMu minum, sementara Engkau adalah Rabb seluruh alam semesta?’ (Allah) menjawab, ‘Hamba-Ku, si fulan, telah meminta minum kepadamu, namun engkau tak memberinya minum! Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya minum, engkau pasti akan mendapatkan (balasan) itu di sisiKu’.“ – Riwayat Muslim

Inilah takwil, tiada lain. Menisbahkan sesuatu perkataan secara langsung kepada DiriNya, kemudian MENOLAK MAKNA LITERAL perkataan itu yang bermaksud kekurangan dan kelemahan dan membawanya kepada makna majazi yang tinggi nilai bahasa dan impak psikologinya sesuai konteks.

Jalan ASWJ adalah melakukan yang sama kepada hadis dibawah ini berdasarkan ajaran Allah s.w.t sendiri dalam hadis diatas.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w bersabda :

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: يُؤْذِينِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي الأَمْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Anak Adam telah menyakiti-Ku (karena) dia suka mencela waktu (masa). Padahal Aku-lah pencipta (pengatur) masa. Aku-lah yang menggilir antara siang dan malam”.” – Muttafaqun Alaih.

Tuhan kita bukan Tuhan yang kaku beku atau lekeh bahasanya, bahasa Tuhan kita indah dan tinggi, tapi hanya yang berfikir dengan manhaj yang tinggi dan tidak melampau jua yang akan memahaminya dengan betul.

Tapi kalau tanya UK mungkin dia akan kata Allah sakit secara hakiki, Allah minta makan secara hakiki, Allah minta minum secara hakiki. Bagi beliau walau Allah kata “hamba aku sakit” tidak menafikan Allah juga sakit secara hakiki.

Masyayikh Salafiah lain yang moderate jangan diam, setuju ke dengan kenyataan aqidah UK ini? Kalau tak setuju mesti tolak dan kritik, kalau tidak jalan Salafi yang moderate akan dicemari cabang yang melampau ini.

Jangan jadi macam sebahagian Shaykh-Shaykh Sufi yang mendiamkan khurafat-khurafat sebahagian sufi.

Leave a comment