Bersamalah Allah maka Kau Menjadi Hebat


Banyak orang meledak potensinya akibat memahami islam dengan baik. Banyak kisah orang yang potensi keimanannya meningkat, setelah tercelup oleh Allah.

Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah. (Al Baqoroh 138)

Contoh-contoh orang yang dahulunya hebat, semakin tambah hebat.
1. Khalid bin Walid
Banyak kisah-kisah heroik tentang Khalid bin Walid. Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka’bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya.

Salah satu kisah tentang Khalid bin Walid adalah ketika dia di non jobkan oleh Umar bin Khatab. Umar bin Khatab baru saja dilantik menjadi khalifah Islam yang kedua dengan disetujui oleh semua penduduk Islam di Makkah dan Madinah. Mujamah selaku utusan untuk mendatangi Khalid mengatakan:

“Umar bin Khattab selaku khalifah Islam memecatmu dari jabatan ketua panglima tentara Islam. Tempat tuan akan digantikan oleh panglima Abu Ubaidah (wakil khalid ketika itu). Ini surat perintah dari khalifah dan saya diamanahkan menyampaikannya kepada tuan.”

Khalid bin walid membuka surat itu dengan tenang lalu membacanya. Wajahnya tidak menampakan perubahan

“Semua yang kita miliki di dunia ini hanya sementara. Kita harus ikhlas karena semua yang terjadi adalah dengan izin Allah. Karena itulah hati saya tidak marah atau sedih dengan keputusan khalifah Umar. Selain itu, dia salah seorang sahabat Nabi yang sudah dijamin masuk surga.” kata Khalid bin Walid tenang.

2. Umar Bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz r.a. adalah salah seorang pemimpin yang saya pilih sebagai sosok yang patut diteladani. Dalam buku “Fikih Prioritas” karangan Dr. Yusuf al-Qaradhawi dalam bab “Prioritas Kualitas dari pada Kuantitas”, disebutkan bahwa :

hanya dalam masa tiga puluh bulan –yakni seluruh masa pemerintahannya– Umar bin Abdul Aziz mampu memberikan contoh keadilan dan sekaligus petunjuk; menghancurkan bibit-bibit kedurhakaan dan kesesatan; menolak setiap kezaliman; memantapkan hak-hak pada pemiliknya; mengembalikan kepercayaan orang kepada Islam; memberikan rasa aman pada jiwa manusia dari rasa ketakutan; memberi makan orang-orang karena kelaparan; dan menciptakan kehidupan yang sejahtera sehingga para pemilik harta kekayaan bertanya-tanya, “Kemana kami harus membayarkan zakat?”, sebab Allah telah memberikan kekayaan kepada mereka.

Selain itu dahulu sebelum jadi gubernur, Umar Abdul Aziz adalah seorang hartawan, menjadi gubernur menjadi lebih hartawan, tetapi sesudah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah dan Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kepada Fatimah, isteri tercinta. Umar berkata kepadanya, “Isteriku sayang, aku harap engkau memilih satu di antar dua.”
Fatimah bertanya kepada suaminya, “Memilih apa, kakanda?”
Umar bin Abdul Azz menerangkan, “Memilih antara perhiasan emas berlian yang kau pakai dengan Umar bin Abdul Aziz yang mendampingimu.”
Kata Fatimah, “Demi Allah, Aku tidak memilih pendamping lebih mulia daripadamu, ya Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku.”

Kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menerima semua perhiasan itu dan menyerahkannya ke Baitulmal, kas Negara kaum muslimin. Sementara Umar bin Abdul Aziz dan keluarganya makan makanan rakyat biasa, yaitu roti dan garam sedikit.

Contoh Orang Biasa Menjadi Orang Hebat
1. Budak Hitam Penjaga Kebun
Pada suatu ketika si budak hitam ini sedang mendapati seekor anjing yang menjulurkan lidahnya,tanda kelaparan.Demi melihat anjing ia memberikan satu dari tiga potong roti yang tadi didapatnya,tapi setelah roti diberikan anjing tadi masih mengibaskan ekornya,maka diberikannya roti yang kedua,bahkan sepotong roti yang terakhirpun ia berikan pada anjing tadi sehingga anjing itu kenyang dan pergi meninggalkannya.

Abu thalhah yang memang sudah lama memperhatikan budak hitan tadi menjadi tertegun menyaksikan apa yang dilihatnya.Ia t
au bahwa upah si budak hitam itu hanya 3 potong roti dalam sehari,tapi kemudian ia lebih rela bila sianjing yang makan roti upah kerjanya,karena penasaran Abu thalhah bertanya pada budak hitam,”Sadarkah engkau apa yang kau lakukan “?
“sadar” jawab si budak hitam
adakah upah yang kain yang diberikan majikanmu?tanya Abu thalhah
“upahku hanya yang kau lihat tadi”
kemudian Abu thalhah kembali bertanya”apa kamu tidak merasa kuatir tidak dapat makan”?
“saya tidak kuatir ada upah yang lain dari Tuhanku,saya yakin Tuhan saya akan memperhatikan saya”jawab,sibudak hitam dengan penuh keyakinan
terus apa kamu tidak akan menyesal nanti?cecar Abu thalhah
si budak hitam menjawab untuk apa saya menyesal…

Tahulah budak hitam itu bahwa Abu thalhah memperhatikan perilakunya terhadap anjing tadi dan kini ia merasa bahwa Abu thalhah sedang mencari tahu tapi sungguh karena”kebodohannya”ia tidak tahu apa maksud abu thalhah,jawabnya benar-benar tulus dari hatinya yang bersih.setelah berbincang-bincang Abu thalhah minta ditunjukan rumah sibudak,sesampainya di rumah majikan sibudak Abu thalhah bertanya”apakah majikan budak mau menjual kebun padanya”?”asal cocok harganya jawab pemilik kebun .

Singkat cerita ahkirnya kebun tersebut menjadi milik Abu thalhah dan kemudian ia menghadiakannya pada sibudak hitam dan jadilah budak hitam pemilik kebun itu.

2. Tukang Becak di Semarang
Ada seorang pengusaha nan shalih bernama Kajiman (bukan nama sebenarnya), malam itu sedang menginap di sebuah hotel berbintang lima di kawasan Simpang Lima Semarang. Usai melakukan qiyamul-lail ia bergegas ke luar hotel untuk mencari masjid terdekat dan shalat Shubuh berjamaah di sana.

Waktu di jam tangan Kajiman menunjukkan bahwa waktu adzan Shubuh kira-kira setengah jam ke depan.

Begitu keluar dari lobby hotel, Kajiman pun memanggil seorang tukang becak yang sedang mangkal lalu ia naik ke atas becak.

“Mau diantar kemana, Pak?” tanya tukang becak bernama Ibnu. Begitu ditanya, Kajiman menjawab, “Antar saya keliling kota Semarang saja,Pak!” Ia menjawab sedemikian karena ia tahu bahwa waktu Shubuh masih jauh tersisa.

Maka Ibnu sang tukang becak mengantarkan Kajiman berkeliling Simpang Lima sebagai pusat kota Semarang. Kira-kira belasan menit sudah Ibnu mengayuhkan pedal becak mengantarkan Kajiman yang hendak melihat panorama kota Semarang saat pagi menjelang.

Beberapa jalan sudah mereka susuri berdua. Lalu sayup-sayup terdengar suara tarhim dari sebuah corong menara masjid di sana.
“Ya Arhamar Rahimiin, Irhamnaa…. Ya Arhamar Rahimiin, Irhamnaa….!”
Suara tarhim itu mengisyaratkan kepada warga kota Semarang bahwa waktu shubuh sebentar lagi akan menjelang. Sejurus itu Ibnu berkata santun kepada penumpangnya, “Mohon maaf ya pak, boleh tidak bapak saya pindahkan ke becak lain??” Kajiman membalas, “Memangnya bapak mau kemana?” “Mohon maaf pak, saya mau pergi ke masjid!” jawab Ibnu.

Terus terang Kajiman kagum atas jawaban Ibnu sang tukang becak, namun ia ingin mencari alasan mengapa Ibnu sedemikian hebat kemauannya hingga ingin pergi ke masjid. “Kenapa harus pergi ke masjid pak Ibnu?” tanya Kajiman.

Ibnu dengan polos menjawab, “Saya sudah lama bertekad untuk mengumandangkan adzan di masjid agar orang-orang bangun dan melaksanakan shalat Shubuh.
Sayang khan Pak kalau kita tidak shalat Shubuh” jelas Ibnu singkat. Jawaban ini semakin membuat Kajiman bertambah kagum atas ketaatan Ibnu.

Namun Kajiman belum puas sehingga ia melontarkan pertanyaan yang menggoyah keimanan Ibnu. “Pak, bagaimana kalau pak Ibnu tidak usah ke masjid tapi pak Ibnu temani saya keliling kota dan saya akan membayar Rp 500 ribu sebagai imbalannya!”

Dengan santun Ibnu membalas tawaran itu, “Mohon maaf pak, bukannya menolak…. namun guru saya pernah mengajarkan bahwa shalat sunnah Fajar itu lebih mahal daripada dunia beserta isinya!”

Deggg….! dinding hati Kajiman bergemuruh mendapati jawaban hebat dari seorang pengayuh becak seperti Ibnu. Ia begitu takjub atas ketaatan Ibnu kepada Tuhannya. Amat jarang menurut Kajiman manusia sekarang yang memiliki prinsip hidup seperti Ibnu.

Bahkan Kajiman pun memberikan tawaran dua kali lipat dari semula, tetap saja Ibnu menolaknya. Kekaguman pun membawa Kajiman menyadari bahwa ada pelajaran besar yang sedang ia dapati dari seorang guru kehidupan bernama Ibnu pagi itu.

“Dua rakaat Fajar (qabliyah Shubuh) lebih baik daripada dunia beserta isinya.” (Muhammad Saw)

Ibnu dan Kajiman pun tiba di salah satu masjid, rumah Allah. Lampu-lampu masjid belum menyala. Mereka berdualah orang-orang pertama yang membuka gerbang dan pintu masjid. Ibnu menyalakan lampu-lampu dan ia pun mengumandangkan adzan saat waktu Shubuh tiba.

Dalam alunan suara merdu Ibnu mengumandangkan adzan, hati Kajiman semakin hebat berguncang. Dia berkata kepada Tuhannya, “Ya Allah, betapa ummat dan bangsa ini amat membutuhkan manusia-manusia hebat seperti Ibnu…

Rezekikan kepada kami para pemimpin bangsa dan hamba-hamba yang senantiasa kuat beriman dan selalu merasa takut kepada-Mu…. sehingga tiada lagi yang kami cari untuk hidup di dunia ini selain keridhaan dan surga-Mu.”

Shalat Shubuh pun didirikan di masjid tersebut, termasuk dalam shaf barisan hamba Allah pagi itu adalah Kajiman dan Ibnu.

Kajiman begitu mensyukuri pelajaran berharga yang Allah berikan untuknya di pagi itu. Usai shalat, Kajiman masih melanjutkan ibadahnya dengan dzikir dan bermunajat kepada Tuhannya Yang Maha Pemurah. Namun lagi-lagi terbayang di benaknya sosok hebat Ibnu sang Tukang Becak.
Entah mengapa dirasakan oleh Kajiman bahwa Allah menginginkan dirinya membantu Ibnu untuk hadir ke Baitullah berhaji di tahun ini. Doa di pagi itu sungguh membuat Kajiman terasa amat dekat dengan Tuhannya. Hingga badannya berguncang dan air mata pun mengalir deras di pipinya.

Tak kuasa ia membendung gelombang arus rahmat dari Tuhannya.
Usai puas berdoa, Kajiman pun menurunkan kedua tangannya yang tadi terangkat. Terdengar oleh telinganya sapaan lembut pak Ibnu yang berkata, “Mari pak kita teruskan perjalanan keliling kota Semarang….!”

Kajiman lalu menoleh ke arah sumber suara. Ia berdiri dan menghampiri tubuh Ibnu. Ia gamit tangan Ibnu untuk berjabat lalu memeluk tubuhnya dengan erat. Sementara Ibnu belum mengerti apa maksud perbuatan yang dilakukan Kajiman.

Dalam pelukan itu Kajiman membisikkan kalimat ke telinga Ibnu, “Mohon pak Ibnu tidak menolak tawaran saya kali ini. Dalam doa munajat kepada Allah tadi saya sudah bernazar untuk memberangkatkan pak Ibnu berhaji tahun ini ke Baitullah…., Mohon bapak jangan menolak tawaran saya ini. Mohon jangan ditolak!!!”

3.Abdullah bin Umi Maktum
Abdullah bin Ummi Maktum,seorang sahabat di jaman Rasulullah adalah seorang yang buta penglihatan dan juga miskin.Tapi dengan ‘keterbatasan’ fisiknya ini dianggap bukan sebagai kekurangan,tetapi sebagai kelebihan yang dengannya dia berujar untuk bertekad :” Mata yang buta ini akan mengantarkan saya ke surga-Nya

Abdullah bin Ummi Maktum,walaupun buta dan miskin,tapi semangatnya untuk mengenal Islam tidak pernah pudar.Hari-harinya selalu dipenuhi dengan mendatangi majelis Rasulullah, menyimak dan menghapal Al Quran. Dialah juga sang muadzin ketika fajar menyingsing..

Mendengar keutaman tentang orang-orang yang syahid berperang di jalan Allah,maka Abdullah bin Ummi Maktum juga merindukan kesempatan itu.Dia meminta ditempatkan di tengah-tengah pasukan untuk memegang bendera. Walaupun sudah diberi tahu bahwa ada dispensasi bagi orang buta, tetapi dia tetap ingin mengikuti perang. Pada kemenangan perang Qadisiyah yang dibayar dengan darah dan jiwa ratusan syuhada,terdapat sang syahid, Abdullah bin Ummi Maktum,sang pembawa bendera kaum muslimin..

Maroji’
1. Ceramah Ust. Ahmad Arqom Spd
2. Berbagai sumber

Leave a comment