MUTIARA NASEHAT Gus Yusuf Al Baqir


MUTIARA NASEHAT

Gus Yusuf Al Baqir

1. Karakter manusia itu agar mau melakukan amal kebaikan tidak cukup hanya diiming-imingi hadiah surga. Tapi juga perlu diancam dengan ancaman neraka. Bahkan seringkali ancamanlah yang lebih ampuh membuat seseorang jadi lebih baik. Nabi bersabda : مَنْ خَافَ أَدْلَجَ وَمَنْ أَدْلَجَ بَلَغَ الْمَنْزِلَ

2. Secara umum antara khouf dan roja’ seorang hamba kepada Alloh seharusnya seimbang. Tapi menyeimbangkan keduanya tentu bukan perkara mudah. Jika terpaksa harus ada yang dominan, maka disaat muda, ketika masih ada tenaga untuk bermaksiat, yang seharusnya dominan adalah rasa khouf kepada Alloh. Namun ketika kondisi sakit, atau tua renta maka yang seharusnya dominan adalah rasa roja’ kepada Alloh. Begitulah penjelasan almarhum KH. Uzairon Thoifur Abdillah.

3. Perhatikan betul-betul urusan zakat. Jika memang dulu pernah terkena kewajiban zakat maal dan belum pernah mengeluarkan zakat, harus di qodho’i.

4. Urusan Haq Adamy, berurusan dengan harta orang lain ini harus hati-hati betul. Pertanyakan pada diri sendiri apakah rumah yang kita tinggali, pakaian yang kita pakai, dan semua hal yang merasa kita miliki betul-betul milik kita dengan akad yang sesuai aturan Alloh.

5. Urusan Haq Adamy satu orang saja bisa menjadi panjang urusan kita di akherat. Bagaimana jika Haq Adamy tersebut milik umum. Pasti akan lebih panjang urusannya. Selokan milik umum kita cor lalu dijadikan parkir pribadi, membuat septic tank yang memakan ruas jalan umum, membangun warung permanen di tepi jalan milik umum. Bagaimana nanti minta halalnya??

6. Hati-hati urusan hutang. Jangan terlalu berani hutang dengan cicilan yang panjang. Apa yakin umur kita sampai untuk melunasi. Tidak usah hutang besar untuk keperluan anak. Ketika kita mati belum tentu anak-anak kita siap melunasi hutang kita. Pikirkan saja keselamatan akherat kita nanti.

7. Ghibah, fitnah dan mencaci adalah tiga hal berbeda dengan dosa yang masing-masing berbeda pula. Seringkali ketiganya kita lakukan bersamaan dalam sekali duduk. “Zaid lama tidak sholat jamaah di masjid. Sepertinya dia bosan. Sudah lebih memilih kerja dunia daripada sholat jamaah”. Dalam kalimat tersebut ada dosa ghibah, mencaci dan memfitnah. Taubat dari dosa ini cukup rumit solusinya.

8. Dalam hadits tentang seorang yang muflis/bangkrut di akherat, ada kesimpulan yang tersirat dari Nabi. Pertama orang muflis tersebut adalah orang sholeh. Buktinya dia keakherat membawa banyak amal. Yang kedua amal dia dulu di dunia dilakukan dengan ikhlas karena Alloh. Karena jika tidak ikhlas sudah habis di dunia, tidak bisa dibawa ke akherat. Meskipun dia orang sholeh, tetap saja bangkrut di akherat karena dulu di dunia banyak mencaci dan mendzolimi orang lain.

(Disarikan dari penjelasan Gus Yusuf Al Baqir dalam ngaji kitab Minhajul Abidin karya Imam Al Ghozali tanggal 10-11 Romadhon)

Leave a comment