Memakmurkan Rumah dengan Berkah Al-Qur’an


Memakmurkan Rumah dengan Berkah Al-Qur’an ]

Cukup banyak ayat Al-Qur’an yang memberikan informasi mengenai keberkahan Al-Qur’an, misalnya surat Al-An’am ayat 92. Keberkahan dalam arti kebaikan yang melimpah dan bersifat terus-menerus.

Terutama bagi orang-orang yang akrab dengan Al-Qur’an. Akrab dengan Al-Qur’an artinya kita “hidup bersamanya”. Hampir tidak pernah berpisah dengannya ; dengan senantiasa membacanya, menghafalnya, mentadabburinya, dan berobat dengannya. Sehingga Al-Qur’an adalah segalanya dalam hidup kita.

[ Keberkahan Al-Qur’an dalam Kehidupan Pribadi ]

Kita temukan beberapa bukti dari hadits yang menunjukkan keberkahan Al-Qur’an terhadap kehidupan pribadi muslim yang “dekat” dengan Al-Qur’an.

Misalnya hadits yang menyebutkan tentang kriteria imam shalat.

Dari beberapa kriteria yang disebutkan oleh Nabi, yang paling diprioritaskan adalah sisi keahliannya terhadap Al-Qur’an.

Kedudukan imam shalat merupakan kedudukan yang sangat tinggi. Tidak sembarang orang berhak mendapatkan kedudukan ini.

Dan ternyata Al-Qur’an menjadi salah satu sebab seorang muslim mendapatkannya. Ini adalah bukti yang kuat bahwa keberkahan Al-Qur’an bersemayam pada pribadi muslim yang dekat dengannya, melalui bacaannya, perenungannya serta pengamalannya.

Begitu juga hadits riwayat Imam Bukhari, dari Jabir, dia mengatakan bahwa Nabi mendahulukan mengubur jenazah yang mempunyai hafalan Al-Qur’an lebih banyak. Ini adalah kejadian setelah perang Uhud.

[ Kerberkahan Al-Qur’an dalam Kehidupan Rumah Tangga ]

Di dalam surat Al-Ahzab ayat 34, ada ayat yang berisi perintah kepada para istri Nabi Muhammad untuk selalu membaca, mempelajari, mentadabburi dan mengajarkan wahyu Allah.

Imam Abu Sa’ud, di kitabnya “Irsyadul Alis Salim”, menerangkan bahwa yang menyebabkan iman para istri Nabi sangat kuat, dan semangat berbuat kebaikan adalah karena rumah mereka menjadi tempat turunnya wahyu Allah dan mereka menyaksikan langsung proses turunnya kepada Nabi Muhammad. Perintah di dalam ayat ini adalah perintah kepada para istri Nabi sekaligus sebagai bentuk pengingat akan nikmat Allah yang sangat besar kepada mereka.

Menurut Syaikh As-Sa’di maksud ayat tersebut adalah perintah kepada istri-istri Nabi Muhammad agar selalu membaca Al-Qur’an dan Hadits, mempelajarinya, merenungi maknanya dan mengamalkan ajarannya.

Sehingga ayat ke 34 dari surat Al-Ahzab ini adalah salah satu dasar kesimpulan bahwa keberkahan Al-Qur’an bisa diperoleh keluarga seorang muslim asalkan mereka senantiasa dekat dengan Al-Qur’an, terutama dengan merenungkan Al-Qur’an kemudian mengamalkan ajarannya.

Kesimpulan ini diperkuat dengan hadits riwayat Muslim, yang menjelaskan keberkahan yang didapatkan orang-orang yang berkumpul membaca Al-Qur’an dan saling belajar dan mengajarkannya.

Nabi Muhammad bersabda :

“… dan tidaklah ada sekelompok orang di dalam satu masjid, mereka membaca Al-Qur’an dan saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, rahmat menyelimuti mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut nama mereka di hadapan para makhluk di sisi Nya …”

Imam Nawawi, di dalam kitabnya “Syarh Shahih Muslim”, ketika menjelaskan hadits ini mengatakan keberkahan yang disebutkan di dalam hadits, tidak hanya untuk yang melakukannya di masjid. Yang menjadi dasar Imam Nawawi adalah hadits yang juga ada di kitab Shahih Muslim berikut ini :

“Tidaklah ada sekelompok orang duduk, mereka semua mengingat Allah ‘azza wa jalla, kecuali malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut nama mereka di hadapan para makhluk di sisi Nya.”

Ternyata di dalam hadits yang lain, dengan tema pembahasan yang sama, Nabi tidak menyebut kata “masjid”. Sehingga seandainya kegiatan tersebut dilakukan di rumah, keberkahan juga ada didapatkan.

Termasuk hadits yang menjadi dalil keberkahan Al-Qur’an terhadap kehidupan rumah tangga adalah hadits yang juga ada di kitab Shahih Muslim, diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi bersabda :

“Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya setan lari dari rumah yang di dalamnya dibaca surat Al-Baqarah.”

Menurut Imam Muslim, maksud kalimat “Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan” adalah anjuran melakukan shalat sunnah di rumah. Ini bisa dipahami dari judul bab yang ditulis oleh Imam Muslim untuk hadits ini :

“Bab : Dianjurkan shalat sunnah di rumahnya dan boleh melakukannya di masjid”

Berkaitan dengan keberkahan Al-Qur’an terhadap keluarga, hal ini sangat jelas dari kalimat “setan lari dari rumah yang di dalamnya dibaca surat Al-Baqarah”.

Dengan demikian bisa dipahami bahwa keberkahan Al-Qur’an tidak hanya bersemayam pada diri seorang muslim yang dekat dengan Al-Qur’an, akan tetapi juga memancar ke seluruh sudut rumah.

Rumah yang makmur adalah yang diliputi dengan keberkahan Al-Qur’an. Rumah yang dihuni orang-orang yang dekat dengan Al-Qur’an. Rutin membacanya dan mengamalkan ajarannya. Wallahu a’lam

| Fajri Nur Setyawan |

_Di bawah awan mendung kota Karanganyar_

Leave a comment